Breaking News
Loading...
Thursday, October 22, 2015

Info Post
 Dewi Yasin Limpo

Umumnya Kita tahu fungsi tas adalah untuk membawa barang hasil belanjaan, buku sekolah, atau kuliah juga bisa bila mau pergi kursus, dapat juga dibawak jalan-jalan dan ketempat pacar bagi yang gak ngejomblo. Bawa Tas lebih memudahkan dalam perjalanan Kita.

Lain lagi cerita tas yang satu ini...cerita tas diluar kebiasaan ..yg punya tas juga berpikirnya diluar kebiasaan “think out of the box”. kayaknya punya tujuan lain tersembunyi..?

Ini cerite tentang Tas Keripik Singkong. Sesuai dengan namanya tas untuk membawa keripik singkong, tapi tas ini bisa berbeda fungsinya.

Sesuatu itu kalau di tangan yang salah bisa berfungsi salah juga. Bagaimana kalau Tas Keripik Singkong berada ditangan Koruptor ?. Lain lagi ceritanya.

Sebutlah pemilik Tas Keripik Singkong ini dari kalangan terhormat dari Sulawesi Selatan. Adik orang nomor satu di propinsi itu. Dari kalangan berpunya “the haves dan dinasti pemerintahan di Sulawesi Selatan sana”. Artinya bukan dari rakyak jelatah bukan “anak singkong tapi anak keju”, heheheheh. meminjam istilah Ari Wibowo “anak singkong”.

  
Diluar kebiasaan kalau bawak Tas Keripik Singkong atau lebih tepatnya kantong pembawa keripik singkong digunakan hal lain. Berkemungkinan untuk kamufalase dan mengurangi kecurigaan orang kalau lagi bawak uang....kali ya.

Hal ini yang dilakukan oleh Hj.Dewi Yasin Limpo anggota DPR RI  dari  Komisi VII (Bidang Energi, Iptek, Lingkungan Hidup): 2014 – 2019 bersama 5 orang koleganya. Mereka menyimpan uang suap sebanyak 177.700 dollar Singapura sekitar Rp 1,7 miliar dalam amplop diletakkan dalam Tas Keripik Singkong. Tas yang berisi uang tersebut sebagai barang bukti penangkapan oleh KPK pada Selasa (18/10/2015). Selain uang juga disita dokumen dan hand phone. Dalam Operasi Tangkap Tangan.

Kelimanya yaitu, Setiadi dan Hari selaku pengusaha, anggota Brimob Devianto selaku ajudan dari Setiadi, Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Deiyai Papua bernama Iranius, dan Sekretaris Pribadi Dewi Yasin Limpo bernama Rineldo Bandaso dan seorang sopir mobil rental.


Uang Rp 1,7 miliar tersebut merupakan uang suap terkait mega proyek pengembangan pembangkit listrik tenaga mikro hidro di Kabupaten Deiyai, Provinsi Papua - Kementerian ESDM Tahun Anggaran 2016.

Penangkapan kelima orang tersebut dilakukan di rumah makan daerah Kelapa Gading, sedangkan Dewi Yasin Limpo bersama staf ahlinya, Bambang Wahyu Hadi ditangkap di Terminal Keberangkatan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten.

Dewi sendiri tidak menerima secara langsung uang tersebut. Dewi mengirim rekannya, Rinelda Bandaso menerima uang dari pengusaha dan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Deiai, Iranius. Proses transaksi dilakukan di sebuah rumah makan di Kelapa Gading.

Miris memang, dengan tertangkapnya  Dewi Yasin Limpo dari Partai Hanura, menambah panjang lagi Anggota Partai pendukung Pemerintah Jokowi-Jusuf Kalla yang tertangkap karena Korupsi.

Sebelumnya sudah ditangkap KPK,  politikus dari PDI-P, Ardiansah  karena penyalah-gunaan wewenang dalam pemberian izin, disusul Patrice Rio Cappela mantan sekjen dan politikus partai Nasdem tersangkut kasus dugaan suap kepada tiga hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan dan menjadi perantara untuk berbicara dengan Jaksa Agung M Prasetyo terkait kasus dana bansos Sumatera Utara.

Mau di bawak kemana ni negara....mau disimpan di Tas Keripik Singkong juga kah....hehehehe..?



17 comments:

  1. memang isi tas sesuai pemiliknya mas ya, kalo di pegang sama penjual keripik ya keripik isinya, namun jika tas berada di pejabat ya isinya uang ya mas, disesuaikan dengan kondisi ramah lingkungan ndak ini mas :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. heheheh betul bangeeet...tambahannya mungkin biar gak diketahui org lain...shg disimpan ditempat diluat kebiasaaan...ya di tas/kantong keripik singkong

      Delete
  2. Pak KPK manteb sekali, bisa mengendus uang "haram" yang ada di dalam bungkus kripik singkong, semua kejahatan pasti terungkap, Sayangnya banyak sekali yang ingin menutup KPK, salah satunya DPR... karena para pejabatnya takut ketauan KORUP... hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. KPK punya izin menyadap pembicaraan HP jadi bisa melakukan tangkap tangan apa lagi sdh dpt info dari masyarakat... yg mau kriminalisai KPK pasti la yg gak mau urusannya kotor mrk terusik...heee.

      Delete
  3. Ya ampun baru tau ttg tas keripik singkong ini meskipun mengikuti beritanya hihihiii.... Korupsi sudah luas sih di negera ini. Udah banyak yg ketangkep tapi nggak ada yg kapok.

    ReplyDelete
    Replies
    1. heheheheh....hanya sekedar melihat prilaku Koruptor dari sisi lain..sisi alat untuk menutupi uang korupsi nya "tas keripik singkong"... iya ni jadi PR besar KPK dan pihak yg berwenang lain tuk berantas Korupsi di negeri ini.

      Delete
  4. Untungnya ketahuan kalau nggak makin merajalela korupsi dinegeri kita ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu lah canggihnya kinerja KPK...yoook dukung KPK biar lebih banyak koruptor ketangkep

      Delete
    2. hayu bagus tuh tangkapi semuanya

      Delete
  5. Cara yang unik.. coba kalau nyimpennya di karung beras bulog ya.. Ahh koruptor

    ReplyDelete
    Replies
    1. haaaaaaaa...susah mrk cari karung beras bulog...krn mrk beli beras di super market...gak beli beras subsidi ..heee

      Delete
  6. ngerinya korupsi makin merajarela begini.
    tehniknya berkembang juga ya. mudahan ga ada lagi nih kaya ini di pemimpin kita

    ReplyDelete
    Replies
    1. heeeee...makin canggih KPK...makin canggih juga Koruptor nya...

      Delete
  7. Waduh bahasa baru lagi ya tas kripik singkong hehehe , uang rakyat itu isinya eheehe. indonesia seakan tiada habisnya membahas masalah korupsi. tiap hari korupsi tiap malam korupsi . besok besok KPK bubar barisan hahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. haaa....iya tu alih fungsi tas keripik singkong....tetap semangat...tetap dukung KPK...

      Delete
  8. kalau ke Malang tasnya berisi keripik tempe dan buah Mas he3

    ReplyDelete